Bola Panas dari Nagari Minang
OPINI | 13 October 2012 | 11:58 Dibaca: 608 Komentar: 4 2 aktual Kisruh terus terjadi di tubuh PSSI, kali ini manuver dilakukan oleh klub kebanggaan tanah Minang, Semen Padang FC. Melalui Toto Sudibyo komisarasi PT. Kabau Sirah yang membawahi klub juara IPL musim lalu, Semen Padang FC mengancam akan menarik 9 pemainnya dari tim nasional. Ancaman ini datang ditengah persiapan akhir timnas menuju piala AFF 2012.
Dan ini hanya terjadi di Indonesia,
ketika sebuah klub berani mengancam dan mengintervensi federasi resminya
hanya karena berseberangan pendapat. Entah virus apa yang menjangkiti
orang-orang seperti Toto Sudibyo hingga berani mengeluarkan kalimat naas
ini.Bukan kali pertamanya di Indonesia sebuah klub berani
mengintervensi federasi resminya, sebelumnya Sriwijaya FC dan Persib
Bandung juga melakukan hal yang sama.
Catalonia, Calciopoli dan Kerimov
Coba kita lihat keluar sana, ke benuanya
industri sepakbola modern. Klub sebesar Barcelona tidak pernah berani
mengancam federasi sepakbola Spanyol (Real Federación Española de Fútbol
/REEF) akan menarik pemainnya dari timnas hanya karena Catalonia tempat
homebase Barca ingin lepas dari Spanyol. Barcelona FC tidak ingin
terlibat dalam pergumulan politik antara Catalonia dan Spanyol, padahal
sejak lama orang-orang di Barca merasa dipinggirkan oleh Spanyol.
Padahal ada setengah pemain inti timnas Spanyol dari klub Barcelona,
tanpa mereka sulit rasanya Spanyol banjir trofi.
Ke negeri Pizza Italia, Kasus Calciopoli
tahun 2006 yang menjadikan Juventus sebagai klub pesakitan, kehilangan
gelar dan turun kasta, tidak lantas membuat Juventus ingin membalas
dendam ke FIGC dengan menarik pemainnya dari timnas Italia, keteguhan
hati dan nasionalisme Juventus berbuah gelar Piala Dunia 2006 bagi
Italia dan federasi FIGC yang pernah menghukum mereka. Sikap
profesionalisme bisa membedakan antara kepentingan klub dan bangsa.
Singgah di negeri Beruang Merah, Rusia.
Milyuner muslim Suleyman Kerimov pemilik klub Anzhi Makhachkala anggota
liga Primer Rusia, yang saya yakin lebih kaya dari Toto Sudibyo dan
bossnya. Kerimov tidak mau mencampuri urusan timnas hanya karena negeri
leluhurnya Dagestan bermasalah dengan Federasi Rusia. Kerimov tetap
mendukung Liga Primer Rusia dan timnas Rusia. Real Madrid, AC Milan,
Liverpool dan Barcelona merupakan segelintir klub Eropa yang dilemari
mereka berjejer tropi juara, tapi klub-klub ini tidak pernah bertindak
bodoh diluar nalar ingin mengancam federasinya.
Asa di Ranah Minang
Kembali ke ranah Minang yang elok, lupa
kah orang Minang dengan sejarah silam ,ketika kaum bersorban putih:Kaum
Paderi yang semangat revolusinya ingin menjalankan syariat islam dengan
murni harus berhadapan dengan kaum adat yang konservatif dan didukung
penjajah. Sang penjajah kemudian menjadi ponyokong kaum adat menggempur
kaum revolusi. Tidak puas dengan politik adu domba sesama minang,
Belanda menjadikan Sentot dari tanah Jawa sebagai kaki tangan Belanda di
Negeri Minang. Tapi Sentot sadar akan politik adu domba Belanda,
segera berbalik arah. Dan ternyata kejadian ini berulang kembali di
ranah Minang. Kaki dan tangan si penjajah ternyata masih ada dan ingin
mencengkram sepakbola di tanah Minang, mereka tidak ingin revolusi
sepakbola nasional seperti revolusi aqidah di nagari Minang dahulu,
bahkan si Sentot ini belum sadar dari kebodohannya.
Ya sudah lah seperti judul Lagu
Bondan Prakoso & Fade To Black, kalau itu sudah menjadi keputusan
Semen Padang, pecahkan saja Gelasnya biar ramai seperti kalimat pujangga
dalam film Ada apa dengan cinta, biar sepakbola kita
tambah gaduh dan orang-orang yang kalah semakin galau. Mungkin saja
manajemen Kabau Sirah memang masih senang bergumul dalam kubangan lumpur
layaknya kerbau. Dan bisa jadi kavling lumpur lapindo yang luas
menggiurkan si Kerbau Merah.
Dan yang pasti, jika skenarionya memaksa
pemain Semen Padang keluar dari Timnas, timnas Indonesia harus terus
berjuang menuju piala AFF 2012. Masih banyak anak bangsa yang rindu
mengenakan jersey Garuda didada mereka, lebih baik berharap kepada
mereka yang loyal terhadap negaranya tanpa tendensi, kepada anak muda
yang belum terkontaminasi oleh virus materi. Revolusi sepakbola nasional
kita tidak boleh dikalahkan oleh nafsu kelompok yang haus uang rakyat
dan kekuasaan. Ayo dukung PSSI menuju industrialisasi sepakbola. Save
Timnas, Save PSSI, Kick Politic Out of Football.
Salam Revolusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar